Senin, 03 Juli 2017

Pembangkitan Tenaga Listrik

Sistem Tenaga Listrik dibagi menjadi tiga garis besar, yaitu pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik dan distribusi tenaga listrik. Pada bagian pembangkitan listrik akan didapati banyak jenis sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan lokasi pembangkit tersebut berdiri. Pembangkit tenaga listrik ini sendiri diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan pemanfaatan panas dalam pengoperasiannya, yaitu thermal dan non-thermal.
Pembangkit thermal adalah pembangkit yang menggunakan panas dalam proses membangkitkan tenaga listrik. Pembangkit thermal yang terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut:
  • Pembangkit Listrik Tenaga Uap- Batubara (PLTU)- Coal Fired Power Plant (CFPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)- Gas Turbine Power Plant (GTPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)- Diesel Engine Power Plant (DEPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap (PLTGU)- Combined Cycle Power Plant (CCPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)- Gas Engine Power Plant (GEPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)- Geothermal Power Plant (GPP)


Sedangkan pembangkit non-thermal merupakan pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan energy alternative (non-thermal) dalam proses pembangkitannya. Pembangkit listrik yang termasuk dalam pembangkit non-thermal adalah sebagai berikut:
  •  Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)- Hydro Power Plant (HPP)
  •  Pembangkit Listik Tenaga Surya (PLTS)- Solar Cell Power Plant (SCPP)
  • Pembangkit Listrik Tenaga Angin Atau Bayu (PLTB)- Wind Turbine Power Plant (WTPP)

Untuk negara Indonesia pusat listrik yang digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)-Gas Engine Power Plant (GEPP). Hal ini disebabkan karena keuntungan yang didapatkan jika dibandingkan dengan jenis pusat listrik lainnya. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
  • Ketersediaan bahan bakar gas alam (natural gas), yang dari segi ekonomi lebih baik dibandingkan dengan bahan bakar (HSD/MFO/LFO)
  •  Kapasitas unit pembangkitan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
  •  Pengerjaan, pengoperasian dan pemeliharaan yang relative sederhana
Bisa digunakan untuk pemasok daya saat beban puncak (peaker)
Pada sebuah PLTMG, sistemnya tidak terlalu rumit. Terdiri dari satu bagian utama (main equipment), yang berupa mesin dan pelengkap (engine and auxiliary) dan sistem pendukung (balance of plant-BoP).